Nama : Nurhafiza
NIM : 11901338
Kelas : PAI 4E
Makul: Magang 1
Dosen Pengampu : Farninda Aditya, M.Pd
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baiklah dengan adanya blog
saya ini merupakan laporan bahan bacaan saya mengenai materi "Manajemen
Sekolah" untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Magang
1.
Konsep Manajemen Sekolah
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Sedangkan, manajemen dalam arti sempit adalah manajemen sekolah/ madrasah
yang meliputi: perencanaan program sekolah/ madrasah, pelaksanaan program
sekolah/ madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/ madrasah, pengawas/
evaluasi, dan sistem informasi sekolah/ madrasah. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal harus mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
oleh peserrta didik. Potensi tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Manajemen sekolah merupakan proses mengelola sekolah melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sekolah agar mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah sebagai manajer sekolah
menempati posisi yang telah ditentukan di dalam organisasi sekolah. Salah
satu perioritas kepala sekolah dalam manajemen sekolah ialah manajemen
pembelajaran.
Manajemen Sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara efektif
dan efisien untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan
pendidikan baik tujuan nasional dan tujuan kelembagaan yang hasilnya bisa
dilihat dari beberapa faktor sebagai indikator kinerja yang berhasil dicapai
oleh sekolah.
Manajemen sekolah juga diartikan sebagai proses, dalam arti serangkaian
kegiatan yang diupayakan kepala sekolah bagi kepentingan sekolahnya. Dan
segala proses pendayagunaan semua komponen, baik komponen manusia maupun non
manusia, yang dimiliki sekolah dalam rangka mencapai tujuan secara efisien.
Tujuan manajemen sekolah: guna membantu pencapaian visi, misi, tujuan
tahunan dan program-program sekolah.
Fungsi Manajemen Sekolah
Secara umum ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu
fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling).
Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan
staf).
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh
seorang pimpinan, menurut Yamin dan Maisah (2009: 2), yaitu "perencanaan
(planning) pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling).
Garapan Manajemen Sekolah
Manajemen pendidikan adalah bagian dari proses manajemen sekolah, karena
merujuk pada penataan sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas, sumber
belajar dan dana serta upaya mendapai tujuan lembaga sekolah secara dinamis.
Manajemen pendidikan merupakan suatu sistem pengelolaan dan penataan sumber
daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat,
kurikulum, danan (keuangan), sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana
dan lingkungan pendidikan. Soepardi (Mulyasa, 2013:11) mengungkapkan bahwa
"Garpan manajemen pendidikan meliputibidang; organisasi kurikulum,
perlengkapan pendidikan, media pendidikan, personil pendidikan, hubungan
kemanusiaan, dan dana finansial atau keluarga".
Prinsip Manajemen Sekolah
Dalam mengembangkan sekolah perlu adanya Teori dan konsep yang matang dan
terencana untuk digunakan dalam mengelola sekolah. Pengembangan tersebut
didasarkan pada empat prinsip, yaitu:
1. Equifinality
Prinsip ini berdasarkan teori modern yang berasumsi bahwa terdapat beberapa
metode yang berbeda dalam pencapaian tujuan. Manajemen sekolah bermutu lebis
menekankan fleksibilitas. Untuk itu sekolah wajib mandiri dan mengelola
seluruh aktifitasnya bersama warga sekolah menurut kondisi mereka
masing-masing. Karena rumitnya job deskription sekolah saat ini dan adanya
perbedaan yang signifikan antara sekolah satu dengan yang lainnya, contoh
konkritnya adalah perbedaan input peserta didik, sarana prasarana dan
situasi akademik sekolah, sekolah tidak dapat dijalankan dengan struktur
yang sama di seluruh kota, provinsi, apalagi Negara.
Pendidikan sebagai komunitas yang sangat fleksibel dan terbuka terhadap
berbagai perubahan yang terus berkembang. Oleh itu, tidak diragukan lagi
bila sekolah akan mendapatkan berbagai masalah seperti halnya institusi umum
lainya.
Tantangan tersebut harus dijawab dengan tuntas oleh sekolah. Sekolah harus
mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang
paling tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Walaupun
sekolah satu mungkin memiliki masalah yang sama, cara penyelesaiannya akan
berbeda antara sekolah satu dengan sekolah yang lainnya.
2. Decentralization
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen sekolah
modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinaltias.
Prinsip desentralisasi dilKitasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah
dan aktivitas pengajaran tak dapat dielekakan dari kesultian dan
permasalahan. Pendidikan adalah masalah yang rumit dan kompleks
sehingga memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaannya.
Prinsip ekuifinalitas yang dikemukakan sebelum mendorong adanya
desentralisasi kekuasaan
dengan mempersilahkan sekolah memiliki ruang yang lebih luas untuk
bergerak, berkembang, dan bekerja menurut strategi-strategi unik mereka
untuk menjalani dan mengelola sekolahnya secara efektif.
Oleh karena itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk
memecahkan memecahkan masalahnya secara efektif dan secepat mungkin ketika
masalah itu muncul. Dengan kata lain, tujuan dari prinsip desentralisasi
adalah efisiensi dalam pemecahan masalah, bukan menghindari masalah. Oleh
karena itu, manajemen sekolah bermutu harus mampu menemukan masala,
memecahkannya tepat waktu dan memberi sumbangan yang lebih besar terhadap
efektivitas pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya desentralisasi
kewenangan sekolah tidak dapat dilakspeserta didikan dan akan berakibat
terlambatnya pemecahan masalah secara cepat, tepat, dan efisien.
3. Self-Management System
Manajemen sekolah bermutu perlu mencapai tujuan-tujuan berdasarkan
kebijakan yang telah ditetapkan, tetapi terdapat berbagai metode-metode yang
berbeda dalam mencapainya. Manajemen sekolah yang bermutu harus menyadari
bahwa pentingnya mempersilahkan sekolah menjadi sistem pengelolaan secara
mandiri di bawah kebijakannya sendiri. Sekolah memiliki otonomi tertentu
untuk mengembangkan tujuan pengajaran strategi manajemen, distribusi sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya, memecahkan masalah, dan mencapai
tujuan berdasarkan kondisi mereka masing-masingsesuai dengan SDM dan
kemampuannya. Karena sekolah dikelola secara mandiri maka sekolah lebih
memiliki inisiatif dan tanggung jawab sendiri.
Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas
dan prinsip desentralisasi. Ketika sekolah menghadai permasalahan maka harus
diselesaikan dengan caranya sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya
bila telah terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi di atasnya ke tingkat
sekolah. Dengan adanya kewenangan di tingkat sekolah itulah maka sekolah
dapat melakukan sistem pengelolaan mandiri.
4. Human Initiative
Perspektif sumber daya manusia menekankan bahwa orang adalah sumber daya
berharga di dalam organisasi sehingga poin utama manajeman adalah
mengembangkan sumber daya manusia di adalam sekolah untuk berinisitatif.
Berdasarkan perspektif ini maka Manajemen Sekolah bertujuan untuk membangun
lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja dengan baik
dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas
pendidikan dapat diukur dari perkembangan aspek sumber daya
manusianya.
Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis,
melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia harus selalu
digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan. Sekolah dan lembaga pendidikan
yang lebih luas tidak dapat lagi menggunakan istlah staffing yang
konotasinya hanya mengelola manusia sebagai barang yang statis. Lembaga
pendidikan harus menggunakan pendekatan human resources development yang
memiliki konotasi dinamis dan aset yang amat penting dan memiliki potensi
untuk terus dikembangkan.
Ruang Kajian Manajemen Sekolah
Untuk mengetahui ruang lingkup Manajemen Sekolah dalam pendidikan, penulis
harus melihat dari 4 sudut pandang, yaitu; dari sudut obyek garapan, fungsi
atau urutan kegiatan, wilayah kerja, dan pelaksana.
Sebagai contoh penjelasan mengenai ruang lingkup manajemen sekolah
1. Berdasarkan Obyek Garapan
Ruang Lingkup Menurut Objek Garapan adalah Seluruhaktifitas manajemen
sekolah secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan
mendidik di sekolah, yaitu:
a. Manajemen Peserta Didik
Apa yang dimaksud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich (1961)
mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan
dan layanan Peserta didik di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan,
pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan,
minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar
mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik, yaitu (1) meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan psikomotor peserta didik; (2) menyalurkan dan mengembangkan
kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik; (3) menyalurkan
aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik; (4) dengan
terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan
baik dan tercapai cita-cita mereka.
b. Manajemen personil sekolah
Proses kegiatan yang direncanakKitan diusahakaan secara sengaja untuk
pembinaan secara kontinu para pegawai di sekolah, sehinggga mereka dapat
memabantu/menunjang kegiatan sekolah secara efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Para personel harus
dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan bergairaah dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari.
Upaya-upaya untuk merencanakan kebutuhan pegawai (SDM), mengadakan,
menyeleksi, menempatkan, dan memberi penugasan secara tepat telah menjadi
perhatian penting pada setiap organisasi yang kompetitif. Demikian pula
kebijakan kompensasi (penggajian dan kesejahteraan) dan penilaian kinerja
yang dilakukan dengan adil dan tepat dapat melahirkan motivasi berprestasi
pada para pegawai. Fungsi-fungsi manajemen kepegawaian seperti itu masih
belum cukup, apabila tidak disertai dengan kebijakan pengembangan dan
pemberdayaan pegawai yang dilakukan secara sistematik.
Ada lima aspek kajian manajemen kepegawaian, yaitu:
(1) perencanaan kebutuhan,
(2) rekrutmen dan seleksi,
(3) pembinaan dan pengembangan,
(4) mutasi dan promosi, dan
(5) kesejahteraan
Manajemen SDM mencakup kegiatan sebagai berikut. (1) Perencanaan SDM, (2)
analisis pekerjaan, (3) pengadaan pegawai, (4) seleksi pegawai, (5)
orientasi, penempatan dan penugasan, (6) konpensasi, (7) penilaian kinerja,
(8) pengembangan karir, (9) pelatihan dan pengembangan pegawai, (10)
penciptaan mutu kehidupan kerja, (11) perundingan kepegawaian, (12) riset
pegawai, dan (13) pensiun dan pemberhentian pegawai.
c. Manajemen Kurikulum
Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum meiputi 3 pokok kegiatan,
yakni kegiatan yang behubungan dengan Pendidik, peserta didik, dan seluruh
civitas Akademika (warga sekolah).
d. Manajemen sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang
penting dan utama dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah,
untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan
pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Untuk mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian
sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan,
diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan prasarana. Sekolah dituntut
memiliki kemandirian untuk mengatur dan menPendidiks kepentingan sekolah
menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada aspirasi dan
partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan
perundangan-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Hal itu terutama
ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang
pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah.
Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut, maka pemerintah melalui
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional Pendidikan
yang menyangkut standarsarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada
Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa;
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang
unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga,
tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
a. Rincian manajemen sarana prasarana di sekolah meliputi berikut
ini.
1) Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
2) Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
3) Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah
4) Penataan sarana dan prasarana sekolah
5) Pemanfaat sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien
6) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
7) Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah
8) Penghapusan sarana dan prasarana sekolah
9) Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah
10) Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah
b. Manajemen sarana prasarana dapat juga difokuskan pada:
1) Merencanakankebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot, lahan,
infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana pengembangan sekolah
2) Mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang berlaku
3) Mengelola pemeliharaan fasilitas, baik perawatan preventif maupun
perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah
4) Mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
sistem pembukuan yang berlaku
e. Manajemen tatalaksana
Manajemen tatalaksana merupakan serangakian kegiatan mencatat, menyimpan,
menggKitakan, menghimpun, mengolah, dan mengirim benda-benda trertulis serta
warkat yang pada hakikatnya menunjang seluruh garapan manajemen
sekolah.
f. Manajemen pembiayaan/Keuangan
Manajemen ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang maksimal dalam hal
pembiayaan sekolah yang meliputi biasa internal dan eksternal serta
pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Manajemen keuangan merupakan salah satu gugusan substansi administrasi
pendidikan yang secara khusus menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan di sekolah. Menurut para
pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan pendidikan dapat diartikan
sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan uang secara tertib,
efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen keuangan di sekolah adalah untuk mengatur sedemikian rupa
sehingga semua upaya pemerolehan dana dari berbagai sumber dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang teguh dalam
manajemen keuangan di sekolah, yaitu sebagai berikut:
1) Sumber dana pendidikan di sekolah tidak sedikit, tidak hanya dari
Pemerintah atau yayasan yang menaunginya. sekolah bisa secara kreatif
mencari sumber-sumber dana pendidikan dalam rangka eksistensinya sebagai
sekolah prasekolah. Namun dalam upaya memperoleh dana pendidikan dari
berbagai sumber dana, hendaknya dana yang tidak mengikat lembaga atau
sekolah.
2) Dana pendidikan yang tersedia atau ada harus dimanfaat sekolah secara
efektif dan efisien. Efektif berarti semua dana yang ada digunakan
semata-mata untuk pendidikan sekolah. Sedangkan efisien berarti dana yang
tersedia, berapapun banyaknya, harus didayagunakan sehemat mungkin. Agar
memenuhi prinsip tersebut, maka dianjurkan agar setiap pendayagunaan dana
selalu didahului dengan kegiatan perencanaan anggaran.
3) Semua manajemen keuangan di sekolah hendaknya didasarkan pada peraturan
perundang-undangan keuangan yang berlaku, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Pelaksanaan manajemen keuangan di sekolah merupakan tanggung jawab
kepala sekolah. Namun pelaksanaannya dapat melibatkan sekolah
Pendidik-Pendidiknya. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBSD) misalnya, merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
g. Manajemen organisasi
Salah satu cara yang efektif yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam rangka
pengembangan organisasi sekolah yaitu dengan adanya pembagian kerja dan tata
kerja sekolah.Pembagian kerja harus jelas dan sesuai dengan tugas bidang
atau unit yang dipegang sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Pembagian tersebut berupa job description bagi masing-masing unit agar
mempermudah koordinasi, pelaksanaan dan penataan tugas di masing-masing
bidang atau unit dalam sekolah tau madrasah tersebut.
h. Manajemen humas dan kerjasama.
Manajemen ini bertujuan untuk mendapatkan simapati dari masyarakat pada
umumnya serta publiknya pada khususnya, sehingga kegiatan operasional
sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu tercapainya
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah),
keluarga dan masyarakat. Ini mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan
masyarakat mempumyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan
dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah
merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh
mana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah
indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan
masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi
penyelenggaraan sekolah yang baik (Kumars, 1989).
Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi
yang lebih besar kepada kepala sekolah, memberikan fleksibilitas kepada
sekolah, mendorong partisipasi secara langsung dari warga sekolah.
Manajemen berbasis sekolah adalah model pengelolaan sekolah dengan
memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola
sekolahnya sendiri secara langsung sehingga sekolah memiliki tanggung jawab
dalam menentukan program-program sekolah. Manajemen berbasis sekolah
merupakan bentuk reformasi desentralisasi yang mendorong adanya partisipasi
demokratis.
Tujuan Utama manajemen berbasis sekolah adalah meningkatkan efisiensi,
mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui
keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan
penyederhanaan birokrasi. Implementasi manajemen berbasis sekolah menuntut
dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan
motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah
setempat, serta mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang
tumpang tindih. Manajemen berbasis sekolah memberi peluang pada kepala
sekolah dan guru serta peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi
di sekolah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial,
dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan
profesionalisme yang dimiliki.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari manajemen
berbasis sekolah yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta
memberikan beberapa keuntungan berikut:
1. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada
peserta didik, orang tua, dan guru
2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti,kehadiran, hasil
belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim
sekolah.
Efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah berpijak pada 6 hal
berikut ini:
1. Otonomi, fleksibilitas dan responsiviats
2. Direncanakan oleh kepala sekolah dan komunitas sekolah
3. Penerapan atau adaptasi aturan baru oleh kepala sekolah
4. Partisipasi dari lingkungan sekolah
5. Kolaborasi antar staff
6. Hubungan baik antara kepala sekolah dan guru
Karakteristik manajemen berbasis sekolah
Sekolah memiliki output yang diharapkan
Proses manajemen memiliki ciri ciri sebagai berikut:
1. Memiliki efektivitas KBM yang tinggi
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat
3. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
5. Sekolah memiliki budaya mutu
6. Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis
7. Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian)
8. Partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat
9. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi manajemen)
10. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik)
11. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan
13. Sekolah memiliki akuntabilitas dan komunikasi yang baik
14. Sekolah memiliki manajemen lingkungan hidup yang baik
15. Sekolah memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas
Input pendidikan:
- Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas
- Sumberdaya tersedia dan siap
- Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi
- Memiliki harapan prestasi yang tinggi
- fokus pada manajemen dan pelanggan (khususnya siswa)
Referensi :
Mulyasa, E., 2013. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Keman-dirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nur,Muhammad, dkk. 2016. Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Pada SDN Dayah Guci Kabupaten Pidie. Jurnal Administrasi
Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Volume 4, No. 1 ISSN
2302-0156
Yamin, H. M. dan Maisah, 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi
Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Widodo, Andiek dan Nurdyansyah. 2017. Manjemen Sekolah Berbasis ICT.
Sidoarjo : Nizamial Learning Center.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar