Nama: Nurhafiza
Kelas: Pendidikan Agama Islam 1 E
Makul: Bahasa Indonesia
Tugas Meresume
Sistematika Penulisan Skripsi
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam
FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak
1. SAMPUL
NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
PADA KISAH UWAIS AL QARNI
SKRIPSI
Oleh:
UBAIDILLAH
NIM. 11511020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
2019M/1440H
2. LEMBAR MOTTO
Motto:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: Sesungguhnya Aku (Rasulullah SAW) diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR. Baihaqi)
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang yang mempunyai akal (Q.S Yusuf:111)
3. LEMBAR ABSTRAK
ABSTRAK
UBAIDILLAH.1151020. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak pada Kisah Uwais Al Qarni. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, 2019.
Persoalan pendidikan akhlak hingga saat ini masih harus diutamakan, terlebih jika kita melihat kondisi akhlak umat akhir-akhir ini, saat ini umat Islam mengalami kemerosotan akhlak. Dalam islam pendidikan akhlak ini akan menjadi petunjuk hubungan manusia dengan manusia, maupun hubungan manusia dengan rabbnya, demikian juga sebaliknya pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan akhlak anak, baik pendidikan dirumah atau disekolah.
Menyikapi fenomena tersebut salah satu cara yang tepat dalam pendidikan akhlak adalah melalui kisah. Pada penelitian ini peneliti mengambil judul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak pada Kisah Uwais Al Qarni.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keteladanan yang terdapat pada kisah Uwai Al Qarni dan menganalisis nilai-nilai pendidikan pada kisah Uwais Al Qarni.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian perputakaan (Library Research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (Content Analysis), teknik analisis menurut Miles and Huberman dan teknik analisis komparatif.
Hasil dari penelitian ini adalah pada kisah Uwais AlQarni terdapat beberapa keteladanan dan nilai pendidikan akhlak didalamnya, 1. kisah keteladanan Uwais Al Qarni yaitu kisah berbakti kepada ibunya, Uwais Al Qarni pergi ke Madinah, Uwais Al Qarni bertemu dengan Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, Uwais Al Qarni wafat. 2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kisah Uwais Al Qarni adalah berbakti kepada orang tua, tawadhu, zuhud, sabar dan cinta Rasul.
Kata kunci : Nilai-nilai, Pendidikan Akhlak, Ketetladanan, Kisah Uwais Al Qarni.
4. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
B. Kajian Teori
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
B. Pembahasan Nilai-Nilai PendidikanAkhlak Pada Kisah Uwais Al Qarni
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN
5. BAB-BAB
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
BAB V PENUTUP
6. SUB-BAB
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
B. Kajian Teori
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
B. Pembahasan Nilai-Nilai PendidikanAkhlak Pada Kisah Uwais Al Qarni
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7. KUTIPAN
1. Pembentukan karakter mulia juga telah dirumuskan dalam undang-undang pendidikan No 20
Tahun 2003 pada bab II pasal 3 (dalam Depdiknas, 2003) "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan".
2. Rovidawati (2017) dengan penelitian berjudul "Nilai-Nilai Pendidikan Birrul Walidain dalam Kisah Uwais Al Qarni" dalam penelitian tersebut nilai pendidikan Birrul Walidain dari Uwais Al Qarni adalah Uwais Al Qarni seorang yang mempunyai kepribadian yang baik, dan tidak pernah menyakiti hati kedua orang tuanya dan juga orang lain. Uwais Al Qarni selalu berbicara lemah lembut terhadap ibunya, kisah Uwais Al Qarni ini sendiri dapat dijadikan sebagai gambaran dan pembelajaran bagi setiap anak dalam kehidupan sekarang dan akan datang.
3. Isti Komariah (2017) dengan penelitian berjudul "Nilai-Nilai PendidikanAkhlak dalam Kisah Uwais Al Qarni (Telaah Hadits Riwayat Muslim)" dalam penelitian tersebut membahas mengenai relevani nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kisah Uwais Al Qarni di dalam hadits Riwayat Muslim bisa menjadi ujung tombak perbaikkan akhlak yang mulai tidak beraturan.Hanya saja permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, meskipun dalam kisah telah berbeda zaman dengan sekarang.
4. Menurut Encyclopedia of Real Estate Terms ( dalam Mulyana, 2011:8) Nilai berasal dari bahasa latin valere atau bahasa Prancis kuno. Disatu sisi,nilai dibicarakan sebagai nilai ekonomi yang disandarkan pada nilai produk, kesejahteraan, dan harga pada hal yang bersifatmaterial. Sementara dilain hal, nilai digunakan untuk mewakili gagasan atau makna yang abstrak dan tak terukur dengan jelas. Nilai yang tak jelas dan sulit diukur antara lain keadilan, kejujuran, kebebasan, kedamaian, dan persamaan (Mulyana, 2011:8).
5.Menurut Syahidin (dalam Rianawati, 2017:27) dalam mengartikan pendidikan sebagai ta'lim, ta'dib dan tarbiyah bila merujuk pada istilah Al Quran, kata yang tepat untuk mengartikan pendidikan adalah tarbiyah. Kata tarbiyah diambil dari istilah Al Qur'an berasal dari kata "Rabbi" yang berarti Tuhan. Pendidikan dalam kajian kata tarbiyah bermakna sebagai proses pemberian arahan terhadap siapapun yang belum mengetahui jalannya. Bimbingan untuk manusia awam untuk mencapai kematangan dan pengarahan bagi manusia yang sudah berpengetahuan (Rianawati, 2017:27).
6. Bandingkan dengan defenisi pendidikan yang diberikan Marimba bahwa pendidikkan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan peserta didik, baik jasmani maupun rohani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pengertian ini sangat sederhana meskipun secara substansitelah mencerminkan pemahaman tentang proses pendidikan.Menurut pengertian ini, pendidikan hanya sebatas pada pengembangan pribadi anak didik oleh pendidik (Kurniawan, 2016:11).
7.Begitu dalam bahasaYunani "akhlak" dipergunakan istilah ethos atau ethikos atau etika yang mengadung arti " Etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik". Dan etikaitu adalah sebuah ilmu bukan sebuah ajaran (Zahrudin, 2004:1-3).
8. Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah SAW dan akhlaknya yang baik adalah salah atu penyebab sesoranguntuk dapat masuk surga (Jawas, 2010:7)
9. Demikianlah ukuran akhlak yang baik adalah jika ia sesuai dengan syariat Allah, berhak mendapatkan riha-Nya, dan dalam memegang akhlak yang baik ini sambil memprerhatikan pribadi,keluarga, dan masyarakat sehingga didalamnya terdapat kebaikan dunia dan akhirat (Mahmud, 2004: 36)
10. Pendapat Al Ghazali tentang pendidikan akhlak pada umumnya sejalan dengan tren-tren agama dan etika. Al Ghazali tidak melupakan masalah-masalah duniawi, ia memberikan ruang pada seitem pendidikannya bagi perkembangan duniawi. Tetapi dalam pandangannya, mempersiapkan diri untuk masalah-masalah dunia hanya dimaksudkan sebagai jalan menuju kebahagaian hidup dialam akhirat yang lebih utama dan kekal. Pendapat Al Ghazali tersebut disamping bercorak agamis yang merupakan ciri pesifik pendidikan islam, tempak pula cenderung kepada sisi keruhanian (Iqbal, 2013:187)
8. DAFTAR PUSTAKA
1. Depdiknas.2003. Undang-Undang RI No.20 tahun 2003,tentang sistem pendidikan nasional.
2. Rovidawati. 2017. Nilai Pendidikan Birrul Walidain dalam Kisah Uwais Al Qarni,Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Rairy Banda Aceh.
3. Isti Komariah.2017. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kisah Uwais Al Qarni( Telaah Hadits Riwayat Muslim),Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Salatiga.
4. Rohmat Mulyana.2011.Mengartikulasikan Pendidikan Nilai,ALFABETA.
5. Rianawati.2017.KerjasamaGuru dan Orang Tua dalam Pendidikan Akhlak,Pontianak:TOP Indonesia.
6. Syamsul Kurniawan.2016.Ilmu Pendidikan Islam Sebuah Kajian Kompeenshif,Yogyakarta:Ombak.
7. Zahrudin AR.2004. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
8. Yazid bin Abdul Qadir Jawas.2010. Adab dan akhlak Penuntut Ilmu, Bogor:Pustaka At-Taqwa
9. Ali Abdul Halim Mahmud.2004.Akhlak Mulia, Jakarta:Gema Insan.
10. Abu Muhammad Iqbal.2013.Konsep Pemikiran Al Ghazali Tentang Pendidikan, Madiun:Jaya Star Nine.
Tanda tangan dan cap dari petugas perpustakaan: